Selasa, 28 Februari 2012


CONVOLUTION
PEMROGRAMAN MATLAB :
>> gambar=imread('park.jpg');
>> mask = [-1 -1 -1; -1 8 -1;-1 -1 -1];
>> gray=rgb2gray(gambar);
>> thresh=graythresh(gray);
>> imbw=im2bw(gray,thresh);
>> hasil=conv2(double(imbw),mask,'valid');
>> imshow(gambar)
>> figure, imshow(hasil)

________________________

3-by-3 Neighborhoods

Untuk 3-oleh-3 lingkungan, panjang (Lut) adalah 512. Ada sembilan piksel di lingkungan masing-masing, dan dua keadaan yang mungkin untuk setiap pixel, sehingga jumlah total permutasi adalah 29 = 512.

Untuk menghasilkan matriks indeks, applylut convolves gambar BW biner dengan matriks ini.

256    32     4
128    16     2
 64     8     1

Konvolusi yang dihasilkan mengandung nilai integer dalam kisaran [0511]. applylut menggunakan bagian tengah dari konvolusi, dengan ukuran yang sama sebagai BW, dan menambah 1 untuk setiap nilai bergeser kisaran untuk [1.512]. Kemudian membangun A dengan mengganti nilai dalam sel-sel dari matriks indeks dengan nilai-nilai dalam Lut bahwa indeks menunjuk ke.

lut = makelut('sum(x(:)) == 4',2);
BW = imread('text.png');
BW2 = applylut(BW,lut);
imshow(BW), figure, imshow(BW2)

   

CITRA ASAL
Citra asal
Citra filter
Mask= [-1 -1 -1; -1 8 -1;-1 -1 -1];
Citra filter
Mask= [1 0 0; 0 0 2; 2 2 2];









Binary Citra Asal

Binary citra yg sudah d filter






Penghitungan Convolution Secara manual
Binary Asal
Binary filter

192
193
198
192
193
198
 192
193
198
255
255
255
255
255
255
255
255
255
Rumus: eprocesed = v*e + z*a + y*b + x*c + w*d +        u*e + t*f + j*g + r*h =


Neighbour
eprocesed = 255.193 + 255.192 + 255.193 + 255.198 + 255.192 + 255.198 + 255.192 +255.193 + 255.198 = 49215 + 48960 + 49215 + 50490 + 48960 + 50490 + 48960 + 49215 + 50490 = 445995/255 = 1749

3 titik simple
^ Pixel tengah
192
193
198
192
193
198
 192
193
198
255
255
255
255
255
255
255
255
255
eprocesed = 255.201 + 255.199 + 255.202 + 255.202 + 255.199 + 255.202 + 255.198 +255.201 + 255.201 = 51255 + 50745 + 51510 +  51510 + 50745 + 51510 + 50490 + 51255 + 51255 = 460275/255 = 1805

^Tepi atas


192
1 93
198
192
193
198
 192
193
198
255
255
255
255
255
255
255
255
255





 eprocesed = 255.193 + 255.192 + 255.193 + 255.198 + 255.192 + 255.198 + 255.192 +255.193 + 255.198 = 49215 + 48960 + 49215 + 50490 + 48960 + 50490 + 48960 + 49215 + 50490 = 445995/255 = 1749

^Sudut bawah
192
193
198
192
193
198
 192
193
198
255
255
255
255
255
255
255
255
255

 eprocesed = 255.203 + 255.203 + 255.203 + 255.204 + 255.203 + 255.204 + 255.203 +255.203 + 255.204 = 51765 + 51765 + 51765 + 52020 + 51765 + 52020 + 51765 + 51765 + 52020 = 466650/255 = 1830













Selasa, 14 Februari 2012

Tugas Pengolahan Citra


File  asli : pengolah citra

Pengolahan Citra (Image Processing)
Pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai ciri data masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Istilah pengolahan citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua dimensi dengan komputer. Dalam definisi yang lebih luas, pengolahan citra digital juga mencakup semua data dua dimensi. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu.
Umumnya citra digital berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar (pada beberapa sistem pencitraan ada pula yang berbentuk segienam) yang memiliki lebar dan tinggi tertentu. Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya titik atau piksel sehingga ukuran citra selalu bernilai bulat. Setiap titik memiliki koordinat sesuai posisinya dalam citra. Koordinat ini biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat positif, yang dapat dimulai dari 0 atau 1 tergantung pada sistem yang digunakan. Setiap titik juga memiliki nilai berupa angka digital yang merepresentasikan informasi yang diwakili oleh titik tersebut.
Format data citra digital berhubungan erat dengan warna. Pada kebanyakan kasus, terutama untuk keperluan penampilan secara visual, nilai data digital merepresentasikan warna dari citra yang diolah. Format citra digital yang banyak dipakai adalah Citra Biner (monokrom), Citra Skala Keabuan ( gray scale ), Citra Warna ( true color ), dan Citra Warna Berindeks.
Image atau gambar adalah representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua
dimensi yang biasanya ditulis dalam koordinat kartesian x-y, dan setiap koordinat
merepresentasikan satu sinyal terkecil dari objek yang biasanya koordinat terkecil ini disebut sebagai
piksel. Karena merupakan sistem koordinat yang memiliki nilai maka biasanya image dianggap
sebagai sebuah matrik x-y yang berisi nilai piksel.




Pembacaan Image
Pada matlab fungsi untuk melakukan pembacaan image standar yaitu:
imread(‘banget.jpg’)
imshow(‘banget.jpg’)
proses



Hasil gambar


Ekstraksi Nilai Piksel Red, Green dan Blue (RGB)
Foto=imread(‘banget.jpg’)
Imshow=(foto)
Hasil
Red=foto(:,:,1)
Imshow(red)

Green=foto(:,:,2)
Imshow(green)

Blue=foto(:,:,3)
Imshow(blue)






Konversi Gambar dari RGB ke Grayscale
Gambar=imread(‘banget.jpg’)

Red=foto(:,:,1)
Imshow(red)

Green=foto(:,:,2)
Imshow(green)

Blue=foto(:,:,3)
Imshow(blue)

gray2=0.3*red+0.5*green+0.2*blue
imshow(gray2)

Membuat Histogram Image
Red=foto(:,:,1)
Imhist(red)
Green=foto(:,:,2)
Imhist(green)
Blue=foto(:,:,3)
Imhist(blue)
Merahgray2=0.3*red+0.5*green+0.2*blue
Imhist(gray)


Depth Resilution
24bit bmp
198*256=50688 pixels
File size:
50688*3=152064 bytes
149KB
Actual size 149KB

4 bit bmp  
198*256=50688 pixels
file size:
50688*0.5=25344 byte= 25KB
Actual size 25KB


8 bit bmp
198*256=50688 pixels
file size:
50688*1=50688 byte
actual size KB